Temanku mempunya kucing yang bernama Bobby. Oh iya aku lupa kita belum
kenalan, namaku Salsa aku punya teman yang bernama Farhan dia baik sekali. aku
suka bermain dengan kucingnya, waktu itu aku ingat, ketika Farhan akan pergi ke
Singapore bersama keluarganya untuk berlibur, Farhan menitipkan kucingnya
kepadaku dan dia berpesan agar aku menjaga kucingnya.
“Sa, tolong jaga kucingku ya.”
’’iya aku janji akan merawatnya dengan baik’’.
Kucing milik Farhan adalah seekor kucing biasa, bukan angora bukan juga Persia, tapi dia lucu dan menggemaskan. Farhan merawat kucing itu karena ia sering berada di depan rumahnya dan karena ia suka maka ia memelihara kucing tersebut. Kucing itu akan aku beri nama Si Belang kuberi nama semauku tanpa sepengetahuan Farhan, setiap hari sebenarnya si belang sering diam dan bermain di depan rumahku, makanya aku tak asing lagi sama si belang, begitu juga si belang denganku. Ketika ibuku sedang menjahit, si belang melihat benang dan langsung mengambil menarik-narik benang ibuku. Ibu langsung kaget, aku dan ibuku pun tertawa terbahak-bahak. Ternyata si belang ingin bermain-main dengan benang jahit ibuku. setelah itu aku memberi makan si belang. ”Wah sepertinya si belang kekenyangan, akudan simpan saja di pangkuanku agar ia tidur.
Akhirnya belangpun tertidur di pangkuanku, kemudian aku menaruhnya ke tempat tidurnya. lalu aku mandi sore, setelah mandi aku membantu ibu menyiapkan makan malam. Menu makan malamnya adalah ayam CFC dan sayur bayam. Si belangpun terbangun karena dia mencium wanginya ayam CFC. Makan malampun dimulai, tetapi sebelumnya aku beri makan dulu si belang karena dia dari tadi mengeong ”meow..meow” terus menunjukkan rasa laparnya. Makanya aku beri makan dulu jadi nanti aku tinggal bermain dengannya setelah aku selesai makan. Setelah itu aku belajar, dan tidur bersama si belang setelah sebelumnya shalat isya dulu.
Keesokan harinya aku siap-siap berangkat sekolah , siap berangkat aku mencium tangan ibuku dan mengucapkan salam. Di jalan aku ingat ketika aku berangkat sekolah biasanya aku pergi bersama Farhan tetapi sekarang dia tidak ada aku jadi sedih. Ah sudahlah tentang itu tidak usah dipikirkan yang penting sekarang aku sampai di sekolah. Di sekolah aku seperti biasa mengaji pagi, belajar, istirahat, belajar lagi, makan siang, shalat dzuhur lalu pulang. Sesampainya di rumah aku mengajak jalan-jalan si belang. Sesudah jalan-jalan aku berangkat untuk les stelah sebelumnya aku mandi dan shalat ashar.
Aku bertanya kepada ibuku. ”Ibu apakah ibu bisa mengantarkan aku ke tempat les?” tanyaku.
“Sepertinya tidak bisa nak” nanti sore ibu harus pergi ke bank, pulangnya ibu pasti jemput kamu”. “sekarang aku bagaimana?” tanyaku lagi.
“Salsa mulailah mandiri, sekarang kamu sudah kelas 4 SD, jadi maksud ibu Salsa naik angkutan kota sendiri”. jawab ibu dengan suara yang lembut.
”Ya udah sekarang Salsa berangkat dulu ya bu, assalamu’alaikum”. seruku berpamitan.”
“Waalaikum salam” jawab ibu.
Akupun pergi menaiki ojeg dan angkutan kota. Selesai pelajaran di Sekolah, belpun berbunyi semua anak-anak berlari ke bawah untuk pulang ke rumah masing-masing, dan aku melihat ibuku yang sedang duduk menungguku lalu aku pulang. setelah itu malam pun tiba aku tidur bersama si belang, malam ini aku tidur lelap sekali mungkin ke capean ya hehehe.
Keesokan harinya aku berangkat sekolah dan siang harinya ketika aku pulang aku melihat si belang dari kejauhan sedang berjalan di depan rumahku dan tanpa disadarinya ada mobil yang berjalan dengan ngebut dan menabraknya dan akhirnya si belang pun terluka sebelah kaki kanannya, aku jadi sebal sama yang menabrak si belang, saat itu aku bertanya pada ibu.
”Bu, mengapa ada orang yang tega menabrak belang seperti itu”? tanyaku sambil mengeluarkan air mata.
”Ibu juga tidak tahu nak” jawab ibu.
Aku kesal sekali dan juga sedih tidak bisa merawat si belang dengan baik dan tidak bisa menjaga sesuai amanat Farhan padaku.
”Bagaimana kalau Farhan marah padaku bu, Salsa takut bu”.
Ibu diam saja sambil mengelus-ngelus si belang setelah kakinya diobati akupun pergi ke kamar dan memeluk si belang dengan erat dan keesokan harinya……
”ibu aku berangkat dulu ya oh ya bu tolong jaga kucingnya ya” ibu pun menjawab pesanku, dengan mengangguk. ok ibu akan janji menjaganya.
Beberapa hari kemudian mungkin karena si belang kena infeksi di kakinya, ia terlihat murung dan diam saja, dan sepulang sekolah hari itu ibu memberitahuku bahwa belang sudah mati. tiba-tiba, huhuhuhu tangis ku tak dapat ditahan, dengan air mata yang mengalir sangat deras. Aku mengusap ngusap sibelang yang sudah tidak bernyawa.
Ternyata si belang mati gara-gara tertabrak mobil beberapa hari lalu itu, siang itu aku dan ibuku, sambil menangis mengubur si belang di kebun seberang rumah. Aku sedih dan bingung, aku kehilangan si belang dan aku bingung bagaiamana harus mengatakannya kepada Farhan kalo dia pulang liburannya.
Aku rindu kucingku Si Belang.
“Sa, tolong jaga kucingku ya.”
’’iya aku janji akan merawatnya dengan baik’’.
Kucing milik Farhan adalah seekor kucing biasa, bukan angora bukan juga Persia, tapi dia lucu dan menggemaskan. Farhan merawat kucing itu karena ia sering berada di depan rumahnya dan karena ia suka maka ia memelihara kucing tersebut. Kucing itu akan aku beri nama Si Belang kuberi nama semauku tanpa sepengetahuan Farhan, setiap hari sebenarnya si belang sering diam dan bermain di depan rumahku, makanya aku tak asing lagi sama si belang, begitu juga si belang denganku. Ketika ibuku sedang menjahit, si belang melihat benang dan langsung mengambil menarik-narik benang ibuku. Ibu langsung kaget, aku dan ibuku pun tertawa terbahak-bahak. Ternyata si belang ingin bermain-main dengan benang jahit ibuku. setelah itu aku memberi makan si belang. ”Wah sepertinya si belang kekenyangan, akudan simpan saja di pangkuanku agar ia tidur.
Akhirnya belangpun tertidur di pangkuanku, kemudian aku menaruhnya ke tempat tidurnya. lalu aku mandi sore, setelah mandi aku membantu ibu menyiapkan makan malam. Menu makan malamnya adalah ayam CFC dan sayur bayam. Si belangpun terbangun karena dia mencium wanginya ayam CFC. Makan malampun dimulai, tetapi sebelumnya aku beri makan dulu si belang karena dia dari tadi mengeong ”meow..meow” terus menunjukkan rasa laparnya. Makanya aku beri makan dulu jadi nanti aku tinggal bermain dengannya setelah aku selesai makan. Setelah itu aku belajar, dan tidur bersama si belang setelah sebelumnya shalat isya dulu.
Keesokan harinya aku siap-siap berangkat sekolah , siap berangkat aku mencium tangan ibuku dan mengucapkan salam. Di jalan aku ingat ketika aku berangkat sekolah biasanya aku pergi bersama Farhan tetapi sekarang dia tidak ada aku jadi sedih. Ah sudahlah tentang itu tidak usah dipikirkan yang penting sekarang aku sampai di sekolah. Di sekolah aku seperti biasa mengaji pagi, belajar, istirahat, belajar lagi, makan siang, shalat dzuhur lalu pulang. Sesampainya di rumah aku mengajak jalan-jalan si belang. Sesudah jalan-jalan aku berangkat untuk les stelah sebelumnya aku mandi dan shalat ashar.
Aku bertanya kepada ibuku. ”Ibu apakah ibu bisa mengantarkan aku ke tempat les?” tanyaku.
“Sepertinya tidak bisa nak” nanti sore ibu harus pergi ke bank, pulangnya ibu pasti jemput kamu”. “sekarang aku bagaimana?” tanyaku lagi.
“Salsa mulailah mandiri, sekarang kamu sudah kelas 4 SD, jadi maksud ibu Salsa naik angkutan kota sendiri”. jawab ibu dengan suara yang lembut.
”Ya udah sekarang Salsa berangkat dulu ya bu, assalamu’alaikum”. seruku berpamitan.”
“Waalaikum salam” jawab ibu.
Akupun pergi menaiki ojeg dan angkutan kota. Selesai pelajaran di Sekolah, belpun berbunyi semua anak-anak berlari ke bawah untuk pulang ke rumah masing-masing, dan aku melihat ibuku yang sedang duduk menungguku lalu aku pulang. setelah itu malam pun tiba aku tidur bersama si belang, malam ini aku tidur lelap sekali mungkin ke capean ya hehehe.
Keesokan harinya aku berangkat sekolah dan siang harinya ketika aku pulang aku melihat si belang dari kejauhan sedang berjalan di depan rumahku dan tanpa disadarinya ada mobil yang berjalan dengan ngebut dan menabraknya dan akhirnya si belang pun terluka sebelah kaki kanannya, aku jadi sebal sama yang menabrak si belang, saat itu aku bertanya pada ibu.
”Bu, mengapa ada orang yang tega menabrak belang seperti itu”? tanyaku sambil mengeluarkan air mata.
”Ibu juga tidak tahu nak” jawab ibu.
Aku kesal sekali dan juga sedih tidak bisa merawat si belang dengan baik dan tidak bisa menjaga sesuai amanat Farhan padaku.
”Bagaimana kalau Farhan marah padaku bu, Salsa takut bu”.
Ibu diam saja sambil mengelus-ngelus si belang setelah kakinya diobati akupun pergi ke kamar dan memeluk si belang dengan erat dan keesokan harinya……
”ibu aku berangkat dulu ya oh ya bu tolong jaga kucingnya ya” ibu pun menjawab pesanku, dengan mengangguk. ok ibu akan janji menjaganya.
Beberapa hari kemudian mungkin karena si belang kena infeksi di kakinya, ia terlihat murung dan diam saja, dan sepulang sekolah hari itu ibu memberitahuku bahwa belang sudah mati. tiba-tiba, huhuhuhu tangis ku tak dapat ditahan, dengan air mata yang mengalir sangat deras. Aku mengusap ngusap sibelang yang sudah tidak bernyawa.
Ternyata si belang mati gara-gara tertabrak mobil beberapa hari lalu itu, siang itu aku dan ibuku, sambil menangis mengubur si belang di kebun seberang rumah. Aku sedih dan bingung, aku kehilangan si belang dan aku bingung bagaiamana harus mengatakannya kepada Farhan kalo dia pulang liburannya.
Aku rindu kucingku Si Belang.
Aku
Rindu Kucingku
Oleh
: Icha
PENCIL Project adalah proyek penulisan kreatif anak. Cerpen,
Novel, Diary dan Komik karya Anak yang akan diterbitkan menjadi buku.
Labels:
Fiksi,
Menulis,
PENCIL Project,
Penulis Cilik
Thanks for reading Aku Rindu Kucingku | Karya : Icha. Please share...!
0 Comment for "Aku Rindu Kucingku | Karya : Icha"