Hari sabtu, 14 September 2013 siswa/i
SD5 dan SD6 fathia.sch.id hiking ke curug Cibeureum Selabintana Sukabumi. Sejak pagi anak-anak sudah berkumpul di
parkiran Selamat Toserba, meeting point yang sudah disepakati. Dengan dua
angkot merah arah selabintanaan, kami menyarter kedua kendaraan itu menuju ke
Pondok Halimun ( PH ). Hanya hitungan menit kami sudah sampai di PH.
Jalan menuju PH memang tidak semulus
jalan protokol atau jalur utama selabintana, dengan retribusi perorang sebesar
3000 rupiah seharusnya jalan menju lokasi bagus, aman dan nyaman sehingga
banyak dikunjungi wisatawan, beruntung ketika kami melintas jalan tersebut
sedang ada perbaikan jalan sehingga bisa lebih cepat sampai tujuan, walaupun
masih banyak jalan yang bolong-bolong yang menuntut pengendara bermotor berhati-hati
melaluinya. Masih mending jika dibandingkan dengan jalan menuju perkebunan teh
Goalpara, jalanannya seperti selokan kering, tujuan “surga” yang harus melewati
jalan “neraka”.
Tiba di Pondok Halimun, siswa-siswi
dikumpulkan dan dibariskan menjadi dua kelompok, putra dan putri, dicek tas dan
perbekalannya, barang-barang berharga dipastikan aman, dan jika kelebihan beban
maka sebagian bisa disimpan dan dititipkan.
Sebelum melanjutkan perjalanan,
pemanasan dan olah raga ringan multak dilakukan supaya badan tidak ‘kaget’ dan
menghindari cedera otot. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki dilakukan
pemanasan ringan. Setelah dirasa cukup maka pasukan siap meluncur menuju curug
(air terjun ) Cibeureum dengan didampingi fasilitator di depan, di tengah, di
belakang dan satu fasilitator yang selalu mengecek bolak-bailik ke depan dan
kebelakang, untuk lebih menyemangati perjalanan maka diingatkan yel-yel “satu
komando!, satu tujuan!” , jaga teman seperjalanan, tidak saling mendahului,
tidak saling meninggalkan! Satu komando, satu tujuan!
Air terjun (curug) Cibeureum
Selabintana merupakan air terjun tertinggi yang ada di kawasan Taman Nasional
gunung gede Pangrango, setinggi 60 meter. Air terjun ini dapat ditempuh pada
jalan setapak berbatu menyusuri punggungan dan lembah di bawah naungan
rimbunnya pohon-pohon, jaraknya sejauh 3,5 KM yang bisa ditempuh dalam waktu
1,5 jam untuk ukuran normal perjalanan orang dewasa. Karena kami bersama
anak-anak dan berjalan cukup santai, kami start pukul 8 dan tiba di curug pukul
10 lebih.
Di sepanjang perjalanan anak-anak
menikmati udara sejuk, pemandangan yang hijau, dan beruntung bisa melihat satwa
khas yang ada di sini, seperti owa, tupai dan binatang lainnya, berbeda dengan
jalur Cibodas, pengunjung dari pos pertama bisa dengan mudah dimanjakan
pemandangan seru melihat owa, surili bergelantungan seakan menyambut kita, di
jalur Selabintana relatif sepi, hanya suara-suara burung yang sering terdengar.
O iya yang tak kalah serunya binatang PACET, hewan ini banyak ditemui di
sepanjang perjalanan, saya sendiri beberapa kali kewalahan melepaskan pacet
yang sempat mampir dan tanpa izin menyedot darah saya, di kaki kiri dan kanan,
tangan dan ada yang sempat nempok di leher, begitu juga dengan beberapa orang
peserta, ada yang sempat nangis karena pacet.
Tiba di curug menjadi kepuasan
tersendiri, kelelahan selama perjalanan untuk sementara waktu hilang berganti
dengan keceriaan, setelah rehat sejenak dan ngemil, tanpa dikomando lagi
anak-anak mulai bermain air, ada yg nyebur, menyusuri sungai kecil, main
ciprat-cipratan air atau yang hanya sekedar merendam kakinya mengusir pegal.
Setelah puas bermain, ganti baju dan makan bekalnya, anak-anak kembali rehat,
berfoto-foto mengabadikan suasana di curug. Satu setengah jam kami berada di
curug. Setelah cukup puas, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang, seperti
perjalanan menuju curug, di setiap pos kami istirahat, selain untuk memulihkan
tenaga, juga untuk mengecek peserta, supaya tetap bersama tidak ada yang
tercecer.
Keselamatan adalah hal yang utama, Safety First , namun sedetail atau
se”safty” apapun ada saja kejadian di luar yang diharapkan, seperti salah
seorang peserta yang terjatuh dan memar di lututnya meninggalkan sobekan kecil di
celananya, beruntung pertolongan pertama langsung diberikan dan dipastikan luka
tidak terlalu serius, atau juga ada peserta yang teriak-teriak kaget karena
kakinya berdarah oleh pacet, kepanikan terjadi karena temannya yang
memberitahukan sambil panik, ketenangan dan tetap fokus mengambil tindakan
cepat dan tepat diperlukan disaat situasi panik supaya keadaan bisa terkontrol
dan kondusif, alhamdulillah semuanya berjalan lancar.
Di akhir perjalanan pulang, anak-anak
dikumpulkan sejenak, waktunya refleksi, refleksi dimanfaatkan me-recalling pengalaman yang baru saja di
dapat supaya anak bisa mengambil pelajaran dan manfaat. “Perjuangan” “Capek”
“Seru” “Senang” “kerja sama” dan kata-kata lainnya mewakili perasaan dan
pikiran mereka setelah ditanyakan bagaimana perasaan dan apa yang dipikirkan?
Alhamdulillah hiking berjalan lancar,
atas bimbingan dan pertolongan Allah, alhamdulillah kepercayaan orang tua
menjadi bekal kemandirian dan kepercayadirian anak. Wallahu’a’lam bisshowab
@artridwan | Fasilitator #SekolahAlam
#Sukabumi | kawan bermain, belajar dan bertualang
Hiking Jelajah Sukabumi #Negeri1001Curug |
Labels:
Backpacker,
Catatan Harian,
Journey,
Outbound,
Reportase,
Sekolah Alam Sukabumi,
Sukabumi
Thanks for reading Hiking ke Curug Cibeureum Selabintana. Please share...!
0 Comment for "Hiking ke Curug Cibeureum Selabintana"